KONTRIBUSI FILSAFAT ILMU TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

KONTRIBUSI FILSAFAT ILMU
TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

I. PENDAHULUAN
Filsafat Ilmu sangat penting peranannya terhadap penalaran manusia untuk membangun ilmu. Sebab, Filsafat Ilmu akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin semua tentang hakikat Ilmu. Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan akar dari semua ilmu dan pengetahuan.
Beberapa pandangan mengenai Filsafat Ilmu diantaranya Filsafat Ilmu merupakan suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau pengembangan pendapat-pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang didukung dengan bukti-bukti ilmiah. Filsafat ilmu merupakan paparan dugaan dan kecenderungan yang tidak terlepas dari pemikiran para ilmuwan yang menelitinya.
Filsafat, banyak orang menganggapnya sebagai suatu hal yang sulit untuk diterima keberadaannya. Tatkala mendengar ada orang berfilsafat, maka asumsi yang muncul cenderung menganggap bahwa dia mulai memasuki daerah yang menyesatkan. Padahal kenyataannya tidak demikian. Justru dengan filasafatlah orang akan menemukan hakikat dari segala sesuatu yang ada, mengingat filsafat itu sendiri berarti melihat segala sesuatu dengan penuh perhatian dan minat, atau berfikir tentang segala sesuatu dengan disadarinya.
Filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai suatu disiplin, konsep, dan teori tentang ilmu yang sudah dianalisis serta diklasifikasikan. Filsafat ilmu adalah perumusan pandangan tentang ilmu berdasarkan penelitian secara ilmiah. Kemudian dari sini kita punya sebuah pokok bahasan tentang sejauh mana filsafat ilmu mempunyai kontribuysi pada pendidikan, yang selanjutnya akan dibahas untuk selanjutnya.

II. PEMBAHASAN

A. FILSAFAT
Ketika filsafat dikatakan sebuah sebuah disiplin ilmu, disebut sebagai akar dari sebuah ilmu pengetahuan itu sendiri, disini diambil pertanyaan balik pada filsafat itu sendiri, sejauh mana kontribusi yang diberikan oleh filsafat ilmu kepada ilmu Pengetahuan. Sebelum kesitu alangkah baiknya kita uraikan tetang filsafat ilmu dan Ilmu pengetahuan itu sendiri.
1. Pengertian Filsafat
Definisi Nominal: Filein (mencintai) dan Sophia (kebijaksanaan). Filsafat adalah ilmu yang mencintai dan mencari kebijaksanaan. Definisi real: Filsafat adalah pengetahuan mengenai semua hal melalui sebab-sebab terakhir yang didapat melalui penalaran atau akal budi. Ia mencari dan menjelaskan hakekat dari segala sesuatu.
Obyek material: segala sesuatu obyek material: mencari hakekat. Berfilsafat berarti mempertanyakan dasar dan asal-usul dari segala-galanya; untuk mencari orientasi dasar bagi kehidupan manusia.
Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka, adapun ilmuan dan para filsuf yang mempunyai definisi-defini tersendiri, dintaranya :
a. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalamdalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.
b. Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
c. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda.
d. Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena ia wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting mempelajari filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak, bahwa ia memjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur alam ini dengan kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof atau al hakim adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi), Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah wujud yang tidak sempurna.
e. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat , pertama cinta kepada ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan manusia dan yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmum mengenai lapangan filsafat diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu ketuhanan. Sedang ilmu ketuhanan mempunyai bagian:1. mengenal Tuhan, 2 ilmu kerohanian yaitu malaikat, 3. ilmu kejiwaan 4. Ilmu politik (politik kenabian, politij pemerintahan, politik umum, politik khusus) 5. ilmu akherat.
f. Ibnu sina Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda denganpembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah: 1. ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. 2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
g. Al-Kindi ,diikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3 bagian :(1) Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda (2) al-ilm-urriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik, berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah (3) ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama sekali.
2. Obyek Filsafat
a. Obyek Materia Filsafat
Ialah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat , segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat. Tiga persoalan pokok (1) hakikat Tuhan, (2) hakikat Alam dam (3) hakikat manusia
b. Obyek Forma Filsafat.
Ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai keakarnya) tentang obyek materi filsafat
c. Pembagian Ilmu Filsafat
Adapun pembagian filsafat itu sendiri didasarkan Tiga persoalan utama , yaitu persoalan tentang keberadaan, persoalan tentang pengetahuan, persoalan tentang nilai-nilai, maka cabang filsafat sebagai berikut :
 Persoalan Keberadaan (being) atau Eksistensi (eksistence) . persoalan atau eksistensi bersangkutan dengan cabang filsafat, yaitu Metafisika.
 Persoalan Pengtahuan (Knowledge) atau Kebenaran (truth) pengetahuan ditinjau dari segi insinya berkaitan dengan filsafat, yaitu Epistimologi. Adapun kebenaran ditinjau dari segibentuknya berkaitan dengan dengan cabang filsafat yaitu Logika.
 Persoalan Nilai – nilai (Value). Nilai –nilai dibedakan menjadi dua, nilai kebaikan tingkah laku dan nilai keindahan. Nilai kebaikan tingkah laku bersangkutan dengan cabang filsafat, yaitu Etika. Nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat, yaitu Estetika.

3. Fungsi Filsafat Ilmu
Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
 Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.
 Panduan tentang ajaran moral dan etika.
 Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
 Sarana untuk mempertahankan, mendukung, menyerang atau juga tidak memihak terhadap pandangan filsafat lainnya.
Melihat uraian di atas, filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Dengan demikian, filsafat ilmu sangatlah penting peranannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu juga, filsafat ilmu sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
B. ILMU PENGETAHUAN
1. Definisi Ilmu Pengetahuan
Berbicara tentang apa yang disebut ilmu pengetahuan termasuk pemberian devinisinya ternyata tidak semudah dengan apa yang kita pikirkan.
Dalam bukunya De Opbouw van de Wetenschap (1980) yang kemudian disebut dengan filosofie van de wetenschappen (1986) van peursen menyatakan bahwa dahulu orang lebih mudah membebri batasan bahwa bagaimana ilmu pengetahuan itu daripada sekarang. Dahulu ilmu pengetahuan identik dengan filsafat sehingga pembatasanya tergantung degan filsafat yang dianutnya, perkembangan filsafat itu sendiri telah menghantarkan adanya konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “ Pohon Ilmu Pengetahuan” telah tumbuh mekar dan bercabang dengan subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batas filsafatnya, berkembang mendiri masing-masing mengikuti metodolkoginya sendiri-sendiri.
Ilmu penhetahuan dimabil dari dari bahasa Inggris Science , yang berasal dari bahsa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari ilmu pengetahuan.
The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
Adapun menurut Bahm (dalam Koento Wibisono, 1997) definisi ilmu pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen, yaitu Masalah (Problem), Sikap (attitude), Metode (method), Aktivitas (activity), Kesimpulan (conclution), dan Pengaruh (effects).
Ciri – ciri ilmu pengetahuan ada beberapa diantaranya yang disampaikan oleh The Liang Gie (1987) mengemukakan bahwa pendidikan mempunyai 5 macam pokok.
a. Epiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
b. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai ketergantungan dan teratur.
c. Objektif, ilmu berarti pengetahuan bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
d. Analitis, pengetahuan ilmiah nerusaha mebeda-bedakan pokok soalnya kedalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian – bagian itu.
e. Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun juga.

C. KONTRIBUSI FILSAFAT ILMU TERHADAP ILMU PENGETAHUAN
Tidak dapat kita pungkiri bahwa berfilsafat sebagai manifestasi kegiatan intelektual yang telah meletakan dasar-dasar paradigmatik bagi tradisi keilmuan dalam kehidupan masyarakat ilmiah ala barat, yang sebenarnya filsafat itu sendiri datang dari timur.
Filsafat dari Semenjak tahun 1960 filsafat ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi yang ditopang penuh oleh positivisme-empirik, melalui penelaahan dan pengukuran kuantitatif sebagai andalan utamanya. Berbagai penemuan teori dan penggalian ilmu berlangsung secara mengesankan
Pada periode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnya mungkin dianggap sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu dan teknologi dapat berubah menjadi suatu kenyataan. Bagaimana pada waktu itu orang dibuat tercengang dan terkagum-kagum, ketika Neil Amstrong benar-benar menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan. Begitu juga ketika manusia berhasil mengembangkan teori rekayasa genetika dengan melakukan percobaan cloning pada kambing, atau mengembangkan cyber technology, yang memungkinkan manusia untuk menjelajah dunia melalui internet. Belum lagi keberhasilan manusia dalam mencetak berbagai produk nano technology, dalam bentuk mesin-mesin micro-chip yang serba mini namun memiliki daya guna sangat luar biasa.
Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkokoh keyakinan manusia terhadap kebesaran ilmu dan teknologi. Memang, tidak dipungkiri lagi bahwa positivisme-empirik yang serba matematik, fisikal, reduktif dan free of value telah membuktikan kehebatan dan memperoleh kejayaannya, serta memberikan kontribusi yang besar dalam membangun peradaban manusia seperti sekarang ini sehingga filsafat ilmu dikatakan sebagai akar dari sebuah ilmu.
III. KESIMPULAN
Dengan menunjukan sketsa umum berbagai gambaran secara garis besar mengenai kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan yang pada giliranya melahirkan suatu cabang filsafat ilmu, kiranya menjadi jelas bahwa filsafat ilmu bukanlah sekedar metode atau cara penulisan karya ilmiah ataupun penelitian.
Filsafat ilmu adalah refleksi yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan imiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang tidak akan pernah habis dann tidak akan pernah selesai diterangkan.
Dr. Wasitop Poesporod006Ao, dosen Universitas Padjadjaran dengan tegas menyatakan bahwa bagi para sarjana, lebih lebih bagi para kandidas doktor, harinya sudah terlalu siang untuk tidak mengetahui filsafat ilmu, posisi ilmu dalam cakrawala pengetahuan manusia, peran bagi konsistensi manusia.
Memahami filsafat ilmu yang oleh sementara pakar disebut sebagai ilmu tentang pengetahuan menjadikan wawasan kita semakin luas bahwasanya filsafat, ilmu pengetahuan, dan budaya merupakan try tunggal yang kebreadaan serta perkembanganya akan saling mempengaruhi.
Dari penjelasan diatas kita dapat membuat sebuah kesimpulan, bahwasanya ilmu itu lahir dari yang namanya sebuah filsafat dan filsafat itu sendiri memberikan sebuah kontribusi yang sangat banyak bagi ilmu dan teknologi sekarang ini, sehingga buahnya dapat kita rasakan saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.asianbrain.com
Endang Saifuddin Anshari ” Ilmu Filsafat dan Agama”. Bina Ilmu : Surabaya. 1979.
Ahmad Hanafi, MA, “Pengantar Filsafat Islam, Bulan Bintang :Jakarta, 1990.
Suryo, Drs. “ Filsafat Ilmu dan Perkembanganya di Indonesia.” PT.BUMI AKSARA : Jakarta, 2002.
Tim Dosen Filsafat ilmu fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu . Liberty Yogyakarta;Yogyakarta. 2003.

Tinggalkan komentar